JAKARTA – Siapa bilang jadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) itu negatif. Ada juga, kok, enaknya jadi mahasiswa kupu-kupu.
“Dengan menjadi mahasiswa kupu-kupu, kita bisa lebih konsentrasi belajar,” ujar Idham Priyandana, ketika dihubungi Okezone, baru-baru ini.
Mahasiswa Universitas Sultan Agung Tirtayasa ini mengaku, pernah bergabung dalam organisasi selama satu tahun. Namun aktivitas itu tidak dia lanjutkan karena ingin fokus pada kuliah.
“Segala sesuatu harus ada yang dikorbankan. Organisasi itu penting, tapi sekarang sudah semester akhir serta sibuk dengan tugas akhir,” kata Idham.
Pilihan menjadi mahasiswa kupu-kupu juga diambil Mohammad Reyhan. Jarak dari rumah ke kampus yang cukup jauh membuat mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ) ini tidak aktif berorganisasi di kampus. Setiap hari, Reyhan menempuh perjalanan sekira dua jam guna mencapai kampusnya di Depok dari rumahnya di Bekasi.
“Jadi keburu capek di jalan, enggak ada waktu untuk ikut organisasi,” kata Reyhan.
Meski begitu, Reyhan mengaku cukup menikmati menjadi mahasiswa kupu-kupu. Reyhan merasa, sebagai mahasiswa kupu-kupu, dia tidak memiliki banyak beban dan tanggung jawab.
“Aku jadi tenang kuliah karena enggak terbebani dengan tugas-tugas organisasi. Jadi kuliah juga lebih fokus. Setelah selesai kuliah langsung pulang,” tuturnya.
Cowok yang menekuni jurusan Akuntansi itu juga menyebut, masa liburan adalah waktu paling menyenangkan sebagai mahasiswa kupu-kupu. Sebab, dia tidak perlu terganggu dengan urusan organisasi. Selain itu,
Reyhan juga menambahkan enaknya menjadi mahasiswa kupu-kupu yakni ketika masa liburan tiba karena tidak dipusingkan dengan urusan organisasi. Sebagai mahasiswa kupu-kupu, Reyhan juga merasa lebih leluasa mengatur waktu untuk kuliah.
“Tetapi, jadi mahasiswa kupu-kupu membuat saya kurang pengalaman, sih. Enggak dikenal dan mengenal orang-orang sekitar. Jadi merasa tidak tahu apa-apa,” tambahnya.
Meski demikian, Reyhan berusaha tetap mengikuti perkembangan di kampus dengan aktif menjadi panitia dalam berbagai kegiatan. Alasannya, kegiatan tersebut tidak memakan banyak waktu seperti berorganisasi.
Hal yang sama dilakukan Talitha Anet. Mahasiswi Universitas Indraprasta PGRI juga memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu. Namun, dia aktif berorganisasi di luar kampus.
“Engga ada waktu yang pas di kampus, akhirnya ikut organisasi di luar karena waktunya pas, yaitu akhir pekan,” ungkap mahasiswi semester sembilan ini.
Sumber : kampus okezone