
Sebagai calon ahli teknik sipil, mahasiswa tidak hanya dituntut memahami teori di ruang kuliah tetapi juga perlu melihat secara langsung bagaimana teknologi konstruksi diterapkan di lapangan. Salah satu pengalaman berharga adalah kunjungan lapangan untuk menyaksikan pemutaran pier head menggunakan teknologi Sosrobahu.
Sosrobahu merupakan inovasi teknik konstruksi yang ditemukan oleh Ir. Tjokorda Raka Sukawati pada tahun 1988. Penemuan Sosrobahu bukan hasil perencanaan panjang di laboratorium, melainkan buah dari pengamatan sederhana dan ketelitian insinyur dalam melihat fenomena sehari-hari. Teknologi ini memungkinkan pemutaran pier head jembatan atau jalan layang hingga 90 derajat tanpa mengganggu lalu lintas di bawahnya. Prinsip kerjanya memanfaatkan tekanan hidrolik yang menciptakan lapisan oli tipis sebagai bantalan sehingga pier head dapat diputar dengan mudah.
Teknologi ini terbukti sangat bermanfaat dalam pembangunan jalan layang di kota-kota besar yang padat lalu lintas, seperti Jakarta, serta telah diakui hingga ke mancanegara. Sebanyak 30 orang mahasiswa Teknik Sipil Universitas Janabadra dengan didampingi 3 dosen pembimbing melakukan kunjungan ke proyek Tol Solo-Jogja Seksi II Paket 2.2 yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk. Proyek yang terletak di atas Ringroad Utara kota Jogja, lebih tepatnya di sekitar Rumah Sakit Akademik UGM dimana lalu lintas padat dan merupakan salah satu jalur utama di Jogja memerlukan teknologi pelaksanaan yang tepat dan pilihan penggunaan Sosrobahu adalah solusinya.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman nyata mengenai implementasi teknologi Sosrobahu, menunjukkan proses teknis pemutaran pier head secara langsung, mengaitkan teori yang dipelajari di kelas, seperti mekanika, beton bertulang, dan teknik konstruksi, dengan praktik di lapangan serta menumbuhkan rasa apresiasi terhadap karya anak bangsa dalam bidang teknik sipil.
Dalam kunjungan tersebut, mahasiswa menyaksikan beberapa tahapan penting meliputi persiapan dan instalasi sistem hidrolik di bagian bawah pier, pemberian tekanan oli hingga pier head melayang di atas bantalan fluida, pemutaran pier head secara perlahan ke arah yang telah ditentukan, biasanya 90 derajat, penguncian kembali pier head agar stabil dan siap menerima beban konstruksi selanjutnya. Melihat proses ini secara langsung memberikan pemahaman yang jauh lebih mendalam dibandingkan sekadar membaca literatur atau menonton video pembelajaran.
Kunjungan lapangan ini memberikan manfaat besar, di antaranya berupa pengalaman praktis mengenai teknologi konstruksi modern, pemahaman visual terhadap metode kerja yang rumit namun efektif, inspirasi untuk berinovasi di bidang teknik sipil dengan mengembangkan teknologi karya bangsa, meningkatkan kesadaran akan pentingnya rekayasa yang efisien dan ramah lingkungan karena Sosrobahu terbukti mengurangi kemacetan dan gangguan sosial selama konstruksi. Proses pemutaran pier head yang dilakukan pada malam hari tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk memperhatikan dengan seksama setiap kegiatan dan penjelasan-penjelasan.