Pengembangan energi terbarukan (renewable energy) di Indonesia terus menggeliat dan menjadi perhatian cukup serius dari pemerintah. Energi terbarukan telah menjadi pilihan untuk menggantikan energi fosil yang akan habis dalam beberapa puluh tahun ke depan. Ada beberapa potensi energi terbarukan yang dapat dikembangkan seperti surya, angin, biomassa, air dan panas bumi. Namun demikian, pengembangan energi terbarukan hanya memperbincangkan aspek teknis semata, tidak pernah memperhatikan aspek sosial, interaksi dengan masyarakat pengguna, sehingga seringkali timbul permasalahan ketika pengoperasian energi terbarukan. Demikian yang mengemuka dalam Kuliah Tamu Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra (JTM-UJB) yang disampaikan oleh M. Kunta Biddinika, Ph.D dari Tokyo Institute of Technology (Tokyo Tech), Jepang. Dr. Kunta yang saat ini menjadi Peneliti Postdoctoral di Tokyo Tech, memberikan kuliahnya mengenai “Research on the interaction of renewable energy and the public” yang saat ini menjadi bidang kajian bersama Timnya di Tokyo Tech. Acara ini berlangsung pada hari Selasa (15/11/2016) yang lalu dan bertempat di Ruang Kuliah Fakultas Teknik Universitas Janabadra Kampus Pingit Yogyakarta.
Acara dimulai dengan sambutan pembuka dari Ketua Jurusan Teknik Mesin UJB, Drs. Sukoco, M.Pd., M.T. yang sangat mengapresiasi adanya kuliah tamu dari luar kampus dan luar negeri, sehingga wawasan mahasiswa akan semakin bertambah. Dr. Kunta merupakan rekan dari salah satu dosen di Jurusan Teknik Mesin UJB yaitu Dr. Eng. Mochamad Syamsiro selama menempuh studinya di Jepang. Beliau yang merupakan alumni UGM dan Tokyo Institute of Technology, Jepang ini telah memulai risetnya sejak beliau mengambil studi doktoralnya beberapa tahun yang lalu. Secara umum, interaksi sosial dalam pengembangan energi terbarukan ada tiga pendekatan, yaitu interaksi sosio-politik, interaksi publik, dan interaksi pasar antara konsumen dan investor. Ketiga aspek tersebut harus dijalankan secara bersama-sama demi terwujudnya energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Seperti terjadi juga di negara-negara lain, pengembangan energi terbarukan seringkali mendapat penolakan dari masyarakat sekitarnya. Hal ini karena belum dipahaminya konsep teknologi energi terbarukan yang akan diterapkan. Masyarakat seringkali sudah mengalami ketakutan terlebih dahulu dengan sesuatu yang baru, padahal terknologi tersebut itu nantinya akan sangat bermanfaat bagi mereka. Pada saat operasional pun kadang kala masih banyak terjadi kendala terkait dengan aspek sosial ini, karena penerapan teknologi baru harus diiringi dengan perubahan kebiasaan atau budaya masyarakat yang kadang membutuhkan waktu lama.
Dalam kuliah yang dimoderatori oleh Dr. Syamsiro ini, respon mahasiswa cukup bagus dengan banyaknya pertanyaan pada sesi diskusi. Harapan ke depannya ada kerjasama antara Jurusan Teknik Mesin Universitas Janabadra dengan Tokyo Institute of Technology untuk pengembangan aspek sosial energi terbarukan. Kerjasama pendahuluan sudah dijajaki dengan riset bersama dan penulisan makalah bersama antara Indonesia dan Jepang.