Peluang Sarjana Teknik Mesin di Bidang Agroindustri
Perkembangan industri di bidang pertanian dan perkebunan tumbuh begitu pesat dalam beberapa dekade terakhir. Indonesia sebagai negara dengan potensi pertanian dan perkebunan yang begitu luas seperti kelapa sawit, tebu, karet dan lain-lain perlu lebih berbenah lagi dalam menghadapi tantangan di bidang agroindustri termasuk di dalam penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan berkarakter. Demikian yang mengemuka dalam Kuliah Umum bertajuk “Upaya Menyiapkan SDM di Bidang Agroindustri” pada hari Rabu (10/02/2016) di Ruang Multipurpose Kampus Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta. Kuliah umum kali ini menghadirkan pembicara Ir. Saptyaji Harnowo, M.Eng, Dosen di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) Yogyakarta dan dimoderatori oleh Dosen Jurusan Teknik Mesin UJB, Dr. Eng. Mochamad Syamsiro. Acara yang diselenggarakan hasil kerjasama antara Prodi Teknik Mesin dan Prodi Agribisnis ini dihadiri oleh para mahasiswa dan dosen dari kedua prodi tersebut.
Lebih lanjut Ir. Saptyaji Harnowo, M.Eng mengatakan bahwa di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang berlaku mulai tahun ini, akan terjadi integrasi ekonomi di wilayah ASEAN, sehingga tidak ada lagi batas-batas antar negara. Dengan demikian akan terjadi pergerakan barang dan jasa serta tenaga kerja secara terbuka. Untuk itulah kita harus betul-betul menyiapkan SDM di bidang agroindutri ini dengan lebih baik lagi agar dapat bersaing dengan tenaga kerja dari Negara ASEAN lainnya. Sebagai contoh, Filipina telah menyiapkan tenaga kerjanya untuk dididik belajar Bahasa Indonesia dan disiapkan sebagai tenaga sopir taksi di Indonesia. Begitu juga para pebisnis Thailand belajar Bahasa Indonesia untuk dapat mengembangkan bisnisnya di Indonesia. Myanmar menyiapkan diri membuka tenaga ahli sepeda motor dan teknisi HP dan Vietnam akan masuk sebagai guru privat Bahasa Mandarin dan Inggris.
Oleh karena itu, untuk menghindari membanjirnya tenaga kerja asing ke Indonesia, kita harus berbenah dan meningkatkan skill tenaga kerja kita supaya dapat bersaing dengan mereka. Di bidang agroindutri sendiri, banyak sekali peluang bagi sarjana Teknik Mesin untuk terjun di dalamnya. Misalnya di industri kelapa sawit, lulusan Teknik Mesin dapat bekerja di pabrik pengolahan CPO (crude palm oil) dan juga pabrik biodiesel dari CPO yang banyak dikembangkan akhir-akhir ini. Begitu juga di industri gula (tebu) dan karet yang secara umum akan bekerja di bagian proses dan maintenance.
Masih menurut Bapak Saptyaji, industri agro sendiri menghadapi banyak tantangan seiring dengan ketatnya persaingan di dunia usaha. Sebagai contoh, industri gula dihadapkan pada masuknya gula rafinasi impor dengan harga yang lebih murah. Permasalahan industri gula kita muncul sebagai akibat tingginya biaya produksi dibanding dengan negara-negara lainnya seperti Brasil dan India, bahkan Indonesia menjadi yang paling mahal biaya produksinya. Untuk itulah, revitalisasi industri gula harus dilakukan untuk menciptakan industri gula yang efisien dan efektif sehingga dapat bersaing dengan negara lain.
Begitu juga dengan industri kelapa sawit, dimana sebagian besar masih berkutat pada produk CPO. Perlu segera diakukan hilirisasi produk CPO menjadi biodiesel, minyak goreng dan bahan-bahan kimia yang banyak dibutuhkan industri. Sehingga pada akhirnya kita bisa bersaing dengan tetangga kita Malaysia. Kuncinya ada pada inovasi dan efisiensi. Di dalam penyiapan SDM di agroindutri, peningkatan kemampuan soft skill, attitude, computer literacy dan kemauan untuk belajar perlu terus dilakukan untuk mendukung proses inovasi dan peningkatan efisieni perusahaan.
Pada Kuliah Umum kali ini, Dekan Fakultas Teknik UJB, Risdiyanto, S.T., M.T. memberikan sambutannya terkait dengan pengembangan Fakultas Teknik ke depan. Jurusan Teknik Mesin UJB telah rutin mengadakan Kuliah Umum sebagai bagian proses pembelajaran dengan mendatangkan para praktisi dari luar sehingga wawasan para mahasiswa semakin bertambah dan ketika lulus nanti sudah mempunyai bekal yang cukup untuk bekerja di perusahaan maupun instansi pemerintah.