Baru-baru ini Bapak Presiden Joko Widodo telah meresmikan pembangkit listrik tenaga bayu/angin (PLTB) skala besar pertama di Indonesia yang berlokasi di Desa Lainungan, Kecamatan Watang Pulu, Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan. PLTB ini mempunyai kapasitas listrik 75 MW yang dihasilkan dari 30 kincir raksasa dengan tinggi tower 80 meter dan panjang baling-balingnya 57 meter. Dengan diresmikannya PLTB ini semakin melengkapi keberadaan energi terbarukan di Indonesia. Sebenarnya proyek ini hampir bersamaan dengan proyek PLTB Pantai Samas, Bantul yang telah diresmikan pembangunannya pada tahun 2015. Namun demikian, karena terkendala masalah lahan akhirnya proyek ini dihentikan. Memang sangat disayangkan PLTB Pantai Samas tidak bisa terealisir, padahal akan sangat bagus sekali mendukung Jogja sebagai kota pendidikan dan wisata.
Sebelum ini, Pesiden Jokowi juga telah meresmikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terbesar di Kupang, Nusa Tenggara Timur dengan kapasitas 5 MW. PLTS ini menggunakan teknologi photovoltaic (PV) yang panel-panelnya dihamparkan di area seluas lapangan sepakbola. Teknologi PV ini memanfaatkan energi matahari/surya untuk bisa menghasilkan listrik melalui panel surya yang kemudian disimpan dalam baterai untuk selanjutnya didistribusikan ke pelanggan.
Energi Terbarukan
Energi terbarukan adalah energi yang berasal dari sumber-sumber energi yang dapat diperbarui seperti angin, air, surya, biomassa, dan lain-lain. Keunggulan dari energi terbarukan adalah selain dapat diperbarui juga ramah lingkungan dan tidak menimbulkan banyak polusi. Berbeda dengan sumber energi kovensional seperti minyak bumi dan batubara yang banyak melepaskan polusi ke lingkungan sekitar kita, energi terbarukan bisa mengurangi dampak lingkungan penggunaan energi oleh manusia. Saat ini pemerintah sangat fokus dalam mengembangkan energi terbarukan guna mendukung ketahanan energi nasional sambil secara bertahap mengurangi ketergantungan pada sumber-sumber energi konvensional.
Selain yang disebutkan di atas, sudah banyak juga dikembangkan pembangkit listrik tenaga mini/mikrohidro (PLTMH) di seluruh pelosok tanah air, memanfaatkan aliran air sungai sebagai sumber energinya. Hal ini semakin menunjukkan adanya geliat yang luar biasa dari pengembangan energi terbarukan di tanah air. Tentunya Indonesia bisa menjadi pionir dan terdepan dalam pengembangan energi terbarukan.
Potensi Energi Terbarukan
Selain yang telah diuraikan di atas, masih ada banyak potensi energi terbarukan yang dapat dibangun di negara kita dan bisa menjadi program percontohan skala besar dan nasional. Yang pertama adalah pembangkit listrik tenaga surya termal (PLTS Termal). Saat ini Indonesia belum mempunyai satupun pembangkit listrik jenis ini. Prinsipnya adalah memanfaatkan energi matahari/surya seperti halnya teknologi PV, tetapi yang dimanfaatkan adalah panasnya. Prinsip kerja teknologinya adalah energi surya difokuskan menggunakan cermin yang jumlahnya sangat banyak pada satu titik tertentu untuk memanaskan fluida dalam suatu ketel, seperti halnya kita biasa menggunakan kaca pembesar untuk memfokuskan sinar matahari sehingga bisa membakar kertas atau bahan lainnya. Sudah banyak negara yang mengembangkan PLTS Termal ini, sehingga Indonesia bisa segera menerapkan teknologi ini.
Yang kedua adalah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa). Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No 18 Tahun 2016 yang isinya adalah mengenai program percepatan pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) di tujuh kota besar di Indonesia yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Makassar, Tangerang dan Surakarta. Namun demikian, Perpres tersebut dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA) setelah dilakukan permohonan uji materiil oleh beberapa lembaga swadaya masyarakat (LSM). Pasca pembatalan tersebut, pemerintah kemudian mengeluarkan lagi Perpres No 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
PLTSa ini menggunakan teknologi termal baik itu pembakaran maupun gasifikasi untuk mengubah sampah kota menjadi listrik. Kita berharap dalam waktu dekat Indonesia akan mempunyai PLTSa sebagai contoh pengelolaan sampah yang bersih dan ramah lingkungan sekaligus bisa menghasilkan listrik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Semakin banyak pembangkit energi terbarukan dibangun, maka ketergantungan pada energi konvensional bisa semakin dikurangi dan lingkungan menjadi lebih bersih sehingga secara otomatis akan memperbaiki tingkat kesehatan masyarakat.
Dr. Mochamad Syamsiro, Peneliti Energi Terbarukan dan Dosen di Jurusan Teknik Mesin, Universitas Janabadra, Yogyakarta.
Sumber : Koran Kedaulatan Rakyat